Sabtu, 05 Desember 2015

ILMU DASAR KEPERAWATAN-NUTRISI



PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SESUAI TUMBUH KEMBANG
·         Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Didalam rongga mulut terdapat :
a)    Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu;
Ø Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur 2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham (premolare).
Ø Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws),      4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).
Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
b)   Lidah
Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;
Ø Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.
Ø Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Ø Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.
Otot lidah; otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M. Mandibularis, os Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.
c)    Kelenjar ludah
Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
Ø Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator).
Ø Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
Ø Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf tersadar.  
2.         Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.


Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Bagian superior  disebut nasofaring, Pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian inferior.

3.         Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler

Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
Ø Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Ø Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Ø Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4.         Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.

a)    Bagian lambung terdiri dari;
Ø Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
Ø Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
Ø Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
Ø Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium kardiak sampai ke pilorus.
Ø Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
Ø Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
b)      Fungsi lambung terdiri dari;
1)   Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2)   Getah cerna lambung yang dihasilkan:
Ø Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
Ø Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
Ø Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
Ø Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang sekresi getah lambung.

5.         Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I dan II di belakang lambung.


a)    Bagian dari pankreas
Ø Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lelukan duodenum yang melingkarnya.
Ø Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.
Ø Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenamnya menyentuh limpa.
b)   Fungsi pankreas
Ø Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
Ø Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
Ø Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
Ø Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaraan darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon, hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.    
c)    Hasil sekresi
Ø Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin.
Ø Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak pada dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika.
Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.
d)   Struktur pankreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.
Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans. Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah dan kelenjar bagian tubuh.
Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar. Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan ± 1 liter ludah perut dalam satu hari.
6.         Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³
a)    Fungsi kantung empedu
Ø Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
Ø Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.
b)   Bagian dari kantung empedu
Ø Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling akhir setelah korpus vesikafelea.
Ø Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi getah empedu.
Ø Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.
Ø Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kantung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
Ø Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
Ø Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
7.         Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
8.         Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
a)    Bagian-bagian usus halus;
Ø Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika, ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.
Ø Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus halus yang selebihnya.
Ø Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.
9.         Usus Besar / Intestinum Mayor
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
a)    Fungsi usus besar;
Ø Menyerap air dari makanan
Ø Tempat tinggal bakteri koli
Ø Tempat feses
b)   Bagian-bagian usus besar atau kolon;
Ø Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.
Ø Kolon transversum. Panjangnya ± 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
Ø Kolon desendens. Panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Ø Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Ø Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
10.     Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
11.     Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran 10 cm tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
12.     Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
13.     Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu:
Ø Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
Ø Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
Ø Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.

PROSES PEMENUHAN NUTRISI SEL TUBUH


1. Nutrisi yang Dibutuhkan oleh Sel Tubuh
Untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas sel diperlukan nutrisi yang cukup sehingga sel tubuh dapat tumbuh dan berkembang serta dapat menjalankan fungsinya. Nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh secara garis besar meliputi: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
            Karbohidrat
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Nilai energi karbohidrat adalah 4kkal per gram. Berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah:
1.      Sebagai sumber energi utama.
2.      Sebagai bahan pembentuk senyawa kimia lain, misalnya asam lemak sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein.
3.      Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel yang sangat penting dalam pewarisan sifat.
4.      Sebagai senyawa yang membantu proses berlangsungnya BAB.

Lemak
Lemak merupakan senyawa organik majemuk, terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan terkadang tersusun oleh fosforus (P) dan nitrogen (N). Lemak diserap  oleh tubuh dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Fungsi lemak bagi tubuh adalah:
1.      Sebagai pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah.
2.      Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K.
3.      Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital.
4.      Sebagai penghasil energi tertinggi, karena setiap gram lemak menghasilkan 9,3 kkal.
5.      Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel.
6.      Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
7.      Sebagai salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat (di dalam hati), dan hormon seks (khusus untuk kolesterol).

Protein
Protein adalah suatu senyawa organik yang tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang juga mengandung unsur fosfor dan belerang. Komponen dasar dari senyawa protein adalah asam amino yang dibedakan menjadi tiga golongan (menurut Dr. Rose)  yaitu: asam amino esensial, semiesensial, dan non esensial. Fungsi protein bagi tubu adalah:
1.      Sebagai zat pembangun tubuh, menyusun sel-sel baru untuk pertumbuhan dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.
2.      Sebagi bahan baku enzim, antibodi dan hormon.
3.      Menjaga kestabilan tekanan osmotik cairan di dalam rongga tubuh.
4.      Sebagai penghasil energi apabila penghasil energi utama (karbohidrat dan lemak) tidak mencukupi.
Vitamin
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K). Fungsi vitamin bagi tubuh adalah:
1.      Memperlancar metabolisme tubuh.
2.      Sebagai biokatalisator reaksi dalam tubuh.
3.      Dan lain-lain.

Mineral
Garam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh (baik terpisah maupun secara golongan antar unsur) adalah:
1.      Zat kapur (Ca), berfungsi membantu proses penggumpalan darah, mempengaruhi penerimaan rangsang pada syaraf, bersama fosfor membentuk matriks tulang.
2.      Fosfor, berfungsi dalam pembelahan inti sel dan memindahkan sifat-sifat keturunan, mempengaruhi semua proses perombakan dan pembentukan zat.
3.      Zat besi, berfungsi sebagai komponen dalam hemoglobin untuk mengikat oksigen dalam eritrosit.
4.      Flour, berfungsi menguatkan gigi.
5.      Kalium, berfungsi sebagai komponen anorganik yang penting di dalam cairan intraseluler, komponen penting dalam transmisi impuls syaraf dan kontraksi otot.
6.      Natrium dan chlor berfungsi membantu iritabilitas dari sel-sel otot, natrium sebagai buffer.
7.      Yodium, berfungsi sebagai pembentukan tiroksin.

Air
Air tergolong sebagai zat makanan karena air selalu diperlukan sebagai bahan pelarut dalam metabolisme tubuh. Air tidak menghasilkan energi. Air yang dibutuhkan oleh tubuh tergantung berat badan, jenis kelamin, aktivitas, dan suhu lingkungan. Di dalam jaringan tubuh, air digunakan untuk:
1.      Melarutkan senyawa lain.
2.      Mengangkut zat dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan lainnya.
3.      Menjaga stabilitas suhu tubuh.

2. Proses Pengolahan Nutrisi di Dalam Tubuh
Zat makanan atau nutrisi yang kita makan akan diproses oleh sistem pencernaan makanan yang terdiri atas rongga oral, faring, esofagus, lambung, usus halus, pankreas, hati dan kandung empedu, usus besar, rectum, dan anus.
Ketika makanan masuk dalam rongga oral, makanan tersebut dicerna dengan bantuan gigi, lidah dan kelenjar saliva. Setelah makanan tersebut lunak maka akan ditelan menuju faring dan esofagus. Setelah melalui gerakan peristaltis esofagus, makanan masuk ke lambung akan diproses lagi dengan bantuan enzim pencernaan. Kemudian setelah melalui proses pencernaan di lambung, makanan akan masuk ke usus halus dan diproses lagi dengan bantuan enzin dan hormon, dan di absorbsi oleh usus halus. Makanan yang telah diproses di usus halus akan diseleksi oleh pankreas, hati dan kandung empedu. Makanan yang dibutuhkan oleh tubuh disalurkan ke seluruh sel sedangkan makanan yang tidak dibutuhkan akan masuk ke usus besar kemudian dikeluarkan melalui anus.

3. Cara Menyalurkan Nutrisi ke Seluruh Sel Tubuh
Makanan atau nutrisi yang telah diproses dalam sistem pencernaan akan diangkut oleh sistem sirkulasi (yang diatur oleh sistem kardiovaskular) yang membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ serta membawa membawa produk akhir metabolik keluar dari sel, jaringan, organ dan sistem organ.
Transpor nutrisi, gas, hormon, enzim dan zat-zat vital lainnya dibawa darah melalui pembuluh darah kapiler ke seluruh sel tubuh, kemudian zat-zat sisa dibawa darah menuju paru-paru, ginjal atau kulit untuk dikeluarkan oleh tubuh.
Seluruh jaringan (kumpulan dari beberapa sel) memiliki pembuluh darah kapiler kecuali kartilago, rambut, kuku dan kornea mata.

Hormon yang terkait dengan kebutuhan nutrisi
1.      Hormon Insulin
1.1. Pengertian
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah serta hormon yang mengatur  metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot.

1.2. Mekanisme kerja hormon insulin
Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalah mekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di seluruh tubuh.
1.3. Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat  :
• Aktivitas hormon.
• Binding protein.
• Proses metabolisme glukosa.
• Generasi metabolit prekursor dan energi.
• Respons fase-akut, dan lain- lain.

2.      Hormon Glukagon
2.1.Pengertian
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, yang berfungsi untuk  meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis. Apabila glukosa sudah habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis.
2.2. Fungsi molekul reseptor yang mengikat :
• Aktivitas hormon.
• Glukagon reseptor yang mengikat.

2.3.Mekanisme kerja/ fisiologi
Glucagon berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin. Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.
Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil.

Gambar mekanisme kerja dari hormon insulin dan hormon glikagon:

3.      Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone )
3.1.Pengertian
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.

3.2.Fungsi
Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.

3.3.Mekanisme kerja/fisiologi
Hormon pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar pituitary.
HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara.
Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang tidak sehat.

4.      Hormon Tiroksin
4.1.Pengertian
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu mengatur metabolisme tubuh.
4.2.Mekanisme kerja
Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH. Sehingga kelenjer tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur dan menormalkan jumlah hormon tiroksin tersebut dalam darah.

4.3.Fungsi
Fungsi hormon tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental.

 4.4.Pengaturan sekresi
·         Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
·         Protein membawa hormone ke dalam inti sel
·         Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
·         Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
·         Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
·         mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah.
gambar mekanisme kerja hormon tiroksin:

5.      Hormon Kortisol ( Cortisol Hormone )
5.1.Pengertian
Kortisol adalah hormon steroid, lebih khusus glukokortikoid, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hal ini dirilis dalam respon terhadap stress dan tingkat rendah glukokortikoid darah.

5.2.Fungsi
Fungsi utama dalam tubuh :
·         Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis
·         Menekan sistem kekebalan tubuh
·         Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.



6.      Hormon Somatostatin
6.1.Pengetian
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas.

6.2.Fungsi
Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.

7.      Hormon Epinefrin / Norepinefrin
7.1.Pengertian
Norepinefrin merupakan sebuah katekolamin dengan peran ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai noradrenergik. Epinefrin dan norepinefrin ini di hasilkan oleh kelenjar adrenal dimana fungsinya bagi metabolisme yaitu berperan dalam pembentukan energi pada proses glikogenesis.

7.2.Fungsi
1)      Sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju kontraksi.
2)      Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan.
3)      Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan denyut jantung.
4)      Dimana fungsi hormon epinefrin yaitu hormon ini berperan dalam pembentukan energi pada proses glukogenolisis.

7.3.Mekanisme kerja/ fisiologi dari hormon norepinefrin
·         Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat tinggi dapat dicegah.
·         Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini dapat memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan frekuensi keberhasilan blokade saraf.
·         Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan

 Proses metabolisme karbohidrat, yaitu:

Bila jumlah glukosa yang dikonsumsi melebihi keperluan tubuh, sebagian glukosa ditimbun di hati dan otot sebagai glikogen. Hal ini disebabkan kapasitas pembentukan glikogen terbatas dan pola penimbunan glikogen telah mencapai batasnya. Kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan dan lemak.
·         Metabolisme karbohidrat:

a.                   Glikolisis
Glikolisis adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat. Proses ini dapat berlangsung didalam sel yang paling sederhana tanpa memerlukan oksigen, lintas glikolisis memperlihatkan lima fungsi utama di dalam sel yakni :
1.      Glukosa diubah menjadi piruvat, yang dapat dioksidasi dalam siklus asam sitrat.
  1. Banyak senyawa selain glukosa dapat memasuki lintas glikolisis pada tahap antara (intermediat).
  2. Dalam beberapa sel lintas tersebut diubah untuk sintesis glukosa.
  3. Lintas tersebut mengandung zat antara yang terlibat dalam reaksi metabolik lainnya.
  4. Untuk tiap-tiap molekul glukosa yang dikonsumsi, secara netto dihasilkan dua molekul ATP melalui fosforilasi tingkat substrat.
Secara keseluruhan, persamaan yang setara untuk proses glikolisis adalah :
C6H12O6 +  2 ADP  +  2 NAD+ +  2 Pi à
2 C3H4O3 +  2 ATP  +  2 NADH +  2H+ +  2 H2O
Rumus yang tampak di atas tidak memperlihatkan kerumitan lintas glikolitik yang melibatkan sepuluh langkah reaksi enzimatik sitoplasmik yaitu :
Langkah 1, Heksokinase mengkatalisis fosforilasi α-D-glukosa menjadi α-D-glukosa-6-fosfat secara ireversibel, disini diperlukan  ATP dan Mg2+.
Langkah 2, Glukosa-6-fosfat isomerase mengkatalisis isomerasi dari α-D-glukosa-6-fosfat menjadi α-D-fruktosa-6-fosfat secara reversibel yang berlangsung dengan bebas.
Langkah 3, Fosfofruktokinase memfosforilasi α-D-fruktosa-6-fosfat menjadi α-D-fruktosa-1,6-bisfosfat secara ireversibel, memerlukan ATP dan Mg2+. Fosfofruktokinase diatur secara alosterik dengan sejumlah efektor dimana semuanya terlibat dalam transduksi energi.
Langkah 4, Fruktosa-1,6-bisfosfat aldolase memecah α-D-fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.
Langkah 5, Triosafosfat isomerase mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat.
Langkah 6, Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis oksidasi D-gliseraldehida-3-fosfat, disertai dengan fosforilasi zat antara asam karboksilat, untuk menghasilkan  D-1,3-bisfosfogliserat. NAD+ direduksi menjadi   NADH + H+. Ini merupakan satu-satunya reaksi redoks yang terjadi dalam glikolisis.
Langkah 7, Fosfogliserat kinase mengubah D-1,3-bisfosfogliserat menjadi   D-3-fosfogliserat, langkah ini menghasilkan ATP.
Langkah 8, Fosfogliseromutase mengkatalisis isomerasi antara                     D-3-fosfogliserat dan D-2-fosfogliserat.
Langkah 9, Enolase mendehidrasi D-2-fosfogliserat menghasilkan fosfoenolpiruvat. Reaksi ini memerlukan Mg2+.
Langkah 10, Piruvat kinase mengubah secara ireversibel fosfoenolpiruvat menjadi piruvat (produk akhir glikolisis).
Metabolisme Lemak
Sintesa lemak disebut lipogenesis, terjadi di sitoplasma, dibantu enzim
lipase.
Secara umum sintesa lemak dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
a. Pembentukan gliserol
Dari senyawa antara glikolisis, yaitu dihidroksi aseton fosfat yang diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehida.
b. Pembentukan asam lemak
Dari penambahan berulang senyawa berkarbon dua (C2), yaitu malonil CoA dari Asetil CoA dalam siklus Krebs.
c. Penggabungan gliserol dengan asam lemak


Metabolisme Protein
Metabolisme protein dikatalisis oleh beberapa enzim, yaitu:
a. Pepsin, merombak protein menjadi asam amino.
b. Renin, mengubah kaseinogen menjadi kasein (susu) yang diaktifkan oleh susu.
c. Kemotripsin, menguraikan protein menjadi peptida dan asam-asam amino.
d. Tripsin, mengubah protein menjadi peptida dan asam amino.
e. Erepsin, mengubah pepton menjadi asam amino.
f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam-asam amino.
Protein diserap oleh dinding usus dalam bentuk asam amino, melalui pembuluh darah vena porta menuju ke hati. Pada proses metabolisme asam amino, proses dekarboksilasi yang memisahkan gugusan karboksil dengan
asam amino menjadi ikatan baru, yang merupakan zat antara yang masih mengandung unsur nitrogen.
Selanjutnya, terjadi proses transaminasi yang menghasilkan pemindahan
gugusan asam amino (NH2) dari asam amino ke ikatan lain, menjadi asam
amino yang berbeda dengan asam amino yang pertama.
METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN
v ASAM NUKLEAT
·    Asam  nukleat atau  asam inti, dikatakan demikian karena asam tersebut pertama kali diketemukan didalam inti sel
·    Didalam inti sel asam nukleat ada dalam bentuk: DNA dan RNA
·    DNA (Deoksiribo Nukleic Acid) merupakan bahan genetik yang disebut Gen
·    RNA (Ribo Nukleic Acid) merupakan bahan cetakan (template) informasi genetic

v NUKLEOPROTEIN
·         Nukleoprotein → asam nukleat + protein
·         Asam nukleat → gabungan nukleotida
·         Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
·         Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
·         Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

MACAM ASAM NUKLEAT : 
1.         DNA (deoksiribonucleic acid)
·  Pentosa: deoksiribosa
·  Basa: adenin, guanin, sitosin, timin

2.         RNA (ribonucleic acid)
·         Pentosa: ribosa
·         Basa: adenin, guanin, sitosin, urasil
·           MACAM RNA
~   mRNA (messenger RNA): membawa kode genetik dari inti ke ribosom (sebagai tempat sintesa protein), kode terdiri 3 nukleotida yang disebut Kodon
~   tRNA (transfer RNA): membawa bahan sintesa protein dari sitoplasma ke ribosom, sesuai kode yang dibawa mRNA, kode dalam rRNA disebut: Antikodon
~   rRNA (ribosomal RNA): tempat sintesa protein


PURIN DAN PIRIMIDIN
·         Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA
·         Derivat Purin berupa senyawa: Adenin dan Guanin
·         Derivat Pirimidin berupa senyawa: sitosin, urasil dan timin
·         Basa Purin (adenin, guanin)
·         Basa Pirimidin (sitosin, urasil, timin)
·         Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida (adenosin), guanin nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin nukleisida (timidin), sitosin nukleisida (sitidin)

NUKLEOSIDA ALAM
·                     Adenin nukleotida /Adenosin Mono fosfat (AMP)
·                     Guanin nukleotida /Guanosin Mono fosfat (GMP)
·                     Hipoksantin nukleotida/Inosin Mono fosfat (IMP)
·                     Urasil nukleotida/Uridin Mono fosfat (UMP)
·                     Sitidin nukleotida/Sitidin Mono fosfat (SMP)
·                     Timin nukleotida/Timidin Mono fosfat (TMP)
·                     Adenosin Trifosfat (ATP) → ikatan energi tinggi
·                     Uridin Trifosfat (UTP) → ikatan energi tinggi

BEDA DNA DAN RNA


PURIN DAN PIRIMIDIN
·         Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim, (NAD, NADP, ATP, UDPG)
·         Contoh Purin: (adenin, guanin, hipoxantin, xantin) → dimetabolisme jadi asam urat
·         Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3

KATABOLISME ASAM NUKLEAT
·         Nukleoprotein dalam pencernakan akan dipecah jadi molekul yang lebih kecil → Nukleoprotein → asam nukleat + protein
·         Asam nukleat → Nukleotida → Nukleosida + asam fosfat
·         Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
·         Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

KATABOLISME PURIN
·         Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat
·         Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat
·         Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb banyak terdapat di: hati, ginjal, usus halus
·         Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi

KATABOLISME PIRIMIDIN
·         Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3
·         Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
·         Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati

ASAM URAT
·         Asam urat dibentuk dari metabolisme purin
·         Asam urat diekskresi melalui ginjal
·         Jika produksi purin meningkat atau ekskresi menurun → penumpukan asam urat dalam darah → penyakit Gout

·         Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya purin, antara lain daging, baik daging sapi, babi, kambing, jerohan, bebek, angsa, merpati, ayam, sapi atau makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan, bayam, jamur, dan kembang kol.

2.6 METABOLISME PORFIRIN

Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk dari gabungan empat cincin pirol melalui jembatan metenil (-CH=). Sifat khas porfirin adalah pembentukan kompleks dengan ion-ion logam (metaloporfirin) yang terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol. Sebagai contoh misalnya heme yang merupakan porfirin besi dan klorofil, merupakan porfirin magnesium.
Di alam, metabolisme porfirin terkonjugasi dengan protein membentuk senyawa-senyawa penting dalam proses biologi, antara lain: (1) Hemoglobin, merupakan porfirin besi yang terikat pada protein globin dan mempunyai fungsi penting pada mekanisme transport oksigen dalam darah;(2) Mioglobin, merupakan pigmen pernafasan yang terdapat dalam sel-sel otot; (3) Sitokrom, berperan sebagai pemindah elektron (electron transfer) pada proses oksidasi reduksi.

1.    Kimia Porfirin
Porfirin mengandung nitrogen tersier pada 2 cincin pirolen sehingga bersifat basa lemah dan adanya gugus karboksil pada rantai sampingnya menyebabkan juga bersifat asam. Titik isoelektriknya berkisar pada pH 3-4, sehingga pada pH trersebut porfirin mudah diendapkan dalam larutan air.
Berbagai jenis porfirinogen tidak berwarna, sedangkan berbagai jenis porfirin berwarna. Porfirin dan derivat-derivatnya mempunyai spektrum absorbsi yang khas pada daerah yang dapat dilihat dan pada daerah ultraviolet. Larutan porfirin dalam HCl 5% mempunyai pita absorbsi pada 400 nm yang disebut pita Soret.

Porfirin dalam asam mineral kuat atau pelarut organik dan kemudian disianari sinar ultraviolet akan memancarkan fluoresensi merah yang kuat. Sifat fluoresensi ini sangat khas sehingga sering dipakai untuk mendeteksi porfirin bebas dengan jumlah yang sedikit. Sifat absorbsi dan fluoresensi yang khas dari porfirin disebabkan oleh ikatan rangkap yang menyatukan cincin pirol. Ikatan rangkap ini tidak ada pada porfirinogen sehingga tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Jika porfirinogen mengalami oksidasi dengan melepaskan 6 atom H akan terbentuk porfirin yang mempunyai ikatan rangkap.


2. Biosintesis Heme
2.1 Tahap-tahap Biosintesis Heme
Biosintesis heme dapat terjadi pada sebagian besar jaringan kecuali eritrosit dewasa yang tidak mempunyai mitokondria. Sekitar 85% sintesis heme terjadi pada sel-sel prekursor eritoid di sumsum tulang dan sebagian besar sisanya di sel hepar. Biosintesis heme dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: (1) Sintesis porfirin; (2) Sintesis heme.

Biosintesis heme dimulai di mitokondria melalui reaksi kondensasi antara suksinil-KoA yang berasal dari siklus asam sitrat dan asam amino glisin. Reaksi ini memerlukan piridoksal fosfat untuk mengaktivasi glisin, diduga piridoksal bereaksi dengan glisin membentuk basa Shiff, di mana karbon alfa glisin dapat bergabung dengan karbon karbosil suksinat membentuk α-amino-β-ketoadipat yang dengan cepat mengalami dekarboksilasi membentuk d-amino levulinat (ALA/AmLev). Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh AmLev sintase/sintetase yang merupakan enzim pengendali laju reaksi pada biosintesis porfirin.

AmLev yang terbentuk kemudian keluar ke sitosol. Di sitosol 2 molekul AmLev dengan perantaraan enzim AmLev dehidratase/dehidrase membentuk porfobilinogen yang merupakan prazat pertama pirol. AmLev dehidratase merupakan enzim yang mengandung seng dan sensitif terhadap inhibisi oleh timbale

Empat porfobilinogen selanjutnya mengadakan kondensasi membentuk tetrapirol linier yaitu hidroksi metil bilana yang dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen I sintase (porfobilinogen deaminase). Hidroksi metil bilana selanjutnya mengalami siklisasi spontan membentuk uroporfirinogen I yang simetris atau diubah menjadi uroporfirinogen III yang asimetris dan membutuhkan enzim tambahan yaitu uroporfirinogen III kosintase Pada kondisi normal hampir selalu terbentuk uroporfirinogen III.

Uroporfirinogen III selanjutnya mengalami dekarboksilasi, semua gugus asetatny (A) menjadi gugus metil (M) membentuk koproporfirinogen III. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase. Enzim ini juga mampu mengubah uroporfirinogen I menjadi koproporfirinogen I.

Selanjutnya, koproporfirinogen III masuk ke dalam mitokondria serta mengalami dekarboksilasi dan oksidasi, gugus propionat (P) pada cincin I dan II berubah menjadi vini (V). Reaksi ini dikatalisis oleh koproporfirinogen oksidase dan membentuk protoporfirinogen IX. Enzim tersebut hanya bisa bekerja pada koproporfirinogen III, sehingga protoporfirinogen I umumnya tidak terbentuk.

Protoporfirinogen IX selanjutnya mengalami oksidasi oleh enzim protoporfirinogen oksidase membentuk protoporfirin IX. Protoporfirin IX yang dihasilkan akan mengalami proses penyatuan dengan Fe++ melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh heme sintase atau ferokelatase membentuk heme.

2.2 Pengendalian Biosintesis Heme
Enzim yang bertindak sebagai regulator biosintesis heme adalah AmLev sintase. Heme yang mungkin bekerja melalui molekul aporepresor menghambat sintesis AmLev sintase, dalam hal ini kemungkinan terjadi feed back negative. Obat yang metabolismenya menggunakan hemoprotein spesifik di hati (sitokrom-P450) menyebabkan konsentrasi heme intra seluler menurun. Hal ini menyebabkan represi terhadap AmLev sintase menurun. Aktivitas AmLev sintase meningkat sehingga sintesis heme juga meningkat. Pemberian glukosa dan hematin dapat mencegah pembentukan AmLev sintase sehingga menurunkan sintesis heme.

Mekanisme Pembentukan Urea Di Hati
     Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH) dari asam amino. Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat racun. Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin (salah satu asam amino esensial) menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu dan urin.

PROSES TERJADINYA KENYANG DAN LAPAR
Rasa lapar sebenarnya dipicu oleh peningkatan hormon Ghrelin dalam darah yang diproduksi oleh sel-sel dilambung. Puasa menyebabkan peningkatan produksi hormon Ghrelin ini di lambung. Ghrelin dalam penelitian menunjukkan efek positip terhadap sekresi dan kerja insulin. Ghrelin yang meningkat menyebabkan kerja insulin lebih bagus. Pada orang gemuk Ghrelin dalam darah rendah dan disinyalir memperburuk sinyal insulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ghrelin baik untuk membantu kerja insulin. Ini salah satu alasan tambahan mengapa rasa lapar itu penting untuk kita rasakan. Rasa lapar dan puasa akan cenderung meningkatkan produksi Ghrelin yang pada akhirnya penting untuk kesehatan metabolisme.
Mekanisme Lapar
Fisiologi Lapar 

Pusat saraf yang mengatur asupan makanan
ü  Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan
ü  Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang
ü  Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata



Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan
Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi :
Ø  Pengaturan jangka pendek, yang terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan
Ø  Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan, Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang.
Ø  Faktor hormonal saluran cerna menghambat perilaku, Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku makan lebih lanjut.
Selain itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa dan sekresi dari pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan.  
Ø  Ghrelin, suatu hormone gastrointestinal meningkatkan perilaku makan, Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk meningkatkan nafsu makan.
Ø  Reseptor mulut mengukur jumlah asupan makanan, Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah makanan yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat.
Ø  Pengaturan jangka panjang, yang terutama berperan untuk mempertahankan energy yang disimpan di tubuh dalam jumlah normal.
Gangguan yang biasa terjadi
a.       Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebihdari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
b.      Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan  asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
c.       Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d.      Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutris merupakan keadaan yang di alami seseoarang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
1)       Berat badan 10-20% dibawah normal.
2)       Tinggi badan dibawah ideal.
3)       Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4)        Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
5)       Adanya penurunan albumin  serum.
6)       Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
1)      Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2)      Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
3)      Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4)      Nafsu makan menurun.
e.       Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
1)       Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
2)       Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
3)        Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
4)       Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
5)        Aktivitas menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :
1)       Penurunan pola makan.
2)       Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
f.       Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
5.      Tanda dan Gejala
a.       Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b.      Rambut : kusam dan kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan kasar
c.       Wajah : kulit gelap diatas pipi dan dibawah mata,kulit bebecak,muka bengkak atau pipi kempot
d.      Mata : membrane mata pucat,kering
e.       Bibir : bengkak dan kasar,lesi disudut mulut
f.       Lidah : tampak lembut,bengkak merah daging,sakit,papilla atropi
g.      Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
h.      Gusi : seperti spon,mudah berdarah
i.        Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j.        Kulit : kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1)      Pemasangan NGT pada Dewasa
a.       Pengertian
NGT  adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
·       Dewasa ukurannya 16-18 Fr
·       Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
·       Bayi ukuran 6 Fr

b.    Indikasi pemasangan NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
·       Pasien tidak sadar
·       pasien Karena kesulitan menelan
·       pasien yang keracunan
·       pasien yang muntah darah
·       Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

c.    Tujuan Pemasangan NGT
Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
·         Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan
·         Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
·         Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
·         Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung
d.   Kontraindikasi pemasangan NGT
·         Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
·         Pasien yang mengalami cidera serebrospinal.

e.    Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;
Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
·       Handscon bersih
·       Handuk
·       Perlak
·       Bengkok
·       Jelli atau lubricant
·       Spuit 10 cc
·       Stetoskop
·       Tongue spatel
·       Plaster
·       Pen light
·       Gunting

f.     Prosedur Kerja:
                              1.  Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT.
                              2.  Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT.
                              3.  Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang NGT berda di sebelah kanan pasien.
                              4.  Pakai handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi.
                              5.  Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah.
                              6.  Letakkan bengkok di dekat pasien.
                              7.  Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan.
                              8.  Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi.
                              9.  Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi.
                            10.     Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
                            11.     Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
                            12.     Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.

2)   Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.
a)      Persiapan Alat dan Bahan :
·       Piring
·       Sendok
·       Garpu
·       Gelas
·       Serbet
·       Mangkok cuci tangan
·       Pengalas
·       Jenis diet

b)   Prosedur Kerja
·       Cuci tangan
·       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
·       Atur posisi depan
·       Pasang pengalas
·       Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum berdoa
·       Bantu untuk melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
·       Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
·       Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan
·       Cuci tangan

Berikut ini cara menghitung kebutuhan energi menggunakan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan aktifitas fisik.
Rumus untuk orang sehat adalah AMB x Faktor Aktifitas
Rumus untuk orang sakit adalah AMB x Faktor Aktifitas x Faktor Stress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar