PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SESUAI
TUMBUH KEMBANG
·
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
yang berakhir di anus.
Didalam rongga mulut terdapat :
a) Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu;
Ø Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7
bulan. Lengkap pada umur 2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu,
terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens
kaninus) dan 8 buah gigi geraham (premolare).
Ø Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18
tahun jumlahnya 32 buah terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws),
4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah gigi
geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).
Fungsi gigi
terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunannya untuk
memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham gunannya untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
b) Lidah
Lidah dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian;
Ø Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah
yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada
waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.
Ø Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat
puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Ø Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah
yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengcepa dan menelan,
serta merasakan makanan.
Otot lidah;
otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M. Mandibularis, os
Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung
dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot
lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar
sampai ke radiks lingua.
c) Kelenjar ludah
Disekitar
rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
Ø Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari
telinga di antara prosesus mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya
duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut
melalui pipi (muskulus buksinator).
Ø Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga
mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga
mulut dekat dengan frenulum lingua.
Ø Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput
lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah
disarafi oleh saraf-saraf tersadar.
2.
Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi.
Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung
dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Bagian superior disebut nasofaring, Pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke
depan sampai di akar lidah bagian inferior.
3.
Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan
lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir
(mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan
tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam
abdomen menyambung dengan lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
Ø Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Ø Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Ø Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4.
Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang
paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas
fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak
dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus
uteri.
a) Bagian lambung terdiri dari;
Ø Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas
terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
Ø Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu
lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
Ø Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung
mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
Ø Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung
terbentang dari ostium kardiak sampai ke pilorus.
Ø Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura
minorterbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli
menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis
terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
Ø Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus
bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
b) Fungsi lambung
terdiri dari;
1) Menampung makanan, menghancurkan dan
menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
Ø Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam
amino (albumin dan pepton).
Ø Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan,
sebagai anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadi pepsin.
Ø Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu
dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
Ø Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak
yang merangsang sekresi getah lambung.
5.
Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari
duodenum samapai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada
vertebralumbalis I dan II di belakang lambung.
a) Bagian dari pankreas
Ø Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga
abdomen dan di dalam lelukan duodenum yang melingkarnya.
Ø Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ
ini letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.
Ø Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang
sebenamnya menyentuh limpa.
b) Fungsi pankreas
Ø Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang
berisi enzim dan elektrolit.
Ø Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang
berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk
organ endokrin yang mensekresikan insulin.
Ø Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang
dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di
intestinum.
Ø Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang
dihasilkan oleh pulau-pulau lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke
dalam peredaraan darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon,
hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme
karbohidrat.
c) Hasil sekresi
Ø Hormon insulin, hormon insulin ini langsung
dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang
menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin.
Ø Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah
pankreas ini termasuk kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam
duodenum melalui duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri
yang terletak pada dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan
mengalirkan darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika.
Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel
sekretori yang tersusun mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang
terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri
ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain
dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.
d) Struktur pankreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus
yang jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.
Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel
itu dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah dan
kelenjar bagian tubuh.
Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang
membuat ludah perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh
kelenjar. Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke
dalam duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan ± 1 liter
ludah perut dalam satu hari.
6.
Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran
berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³
a) Fungsi kantung empedu
Ø Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah
empedu menjadi kental.
Ø Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh
sel-sel hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc
sekresi yang digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen
(warna) insulin dan zat lainnya.
b) Bagian dari kantung empedu
Ø Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu
yang paling akhir setelah korpus vesikafelea.
Ø Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang
didalamnya berisi getah empedu.
Ø Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung
empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu
lalu menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.
Ø Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari
leher kantung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran
empedu ke duodenum.
Ø Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
Ø Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke
duodenum.
7.
Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
sekresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah
beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam
urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa
racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
8.
Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum),
usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
a) Bagian-bagian usus halus;
Ø Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama
usus halus yang panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya
mengelilingi kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke
dalam duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika, ampulla
vateri, 10 cm dari pilorus.
Ø Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah
atas pada usus halus yang selebihnya.
Ø Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima
akhir.
9.
Usus Besar / Intestinum Mayor
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus
antara usus buntu dan rektum.
a) Fungsi usus besar;
Ø Menyerap air dari makanan
Ø Tempat tinggal bakteri koli
Ø Tempat feses
b) Bagian-bagian usus besar atau kolon;
Ø Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah
abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.
Ø Kolon transversum. Panjangnya ± 38 cm, membujur dari
kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan
terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
Ø Kolon desendens. Panjangnya ± 25 cm, terletak di
bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis
sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Ø Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon
desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya
menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Ø Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang
menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di
depan os sakrum dan os koksigis.
10. Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks
vermiformis. Pada awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
memiliki fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai
organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu
kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
11. Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai
cacing berukuran 10 cm tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
12. Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan ,
mengatur). Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
13. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis
bagian posterior dari peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter
yaitu:
Ø Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak
menurut kehendak.
Ø Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut
kehendak.
Ø Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja
sesuai kehendak.
PROSES PEMENUHAN NUTRISI SEL TUBUH
1. Nutrisi yang Dibutuhkan oleh Sel Tubuh
Untuk pertumbuhan, perkembangan dan
aktifitas sel diperlukan nutrisi yang cukup sehingga sel tubuh dapat tumbuh dan
berkembang serta dapat menjalankan fungsinya. Nutrisi yang dibutuhkan oleh
sel-sel tubuh secara garis besar meliputi: karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air.
Karbohidrat
Semua jenis karbohidrat terdiri atas
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Karbohidrat merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Produk yang dihasilkan terutama
dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air mudah diangkut ke
seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Nilai energi karbohidrat adalah 4kkal
per gram. Berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah:
1. Sebagai
sumber energi utama.
2. Sebagai
bahan pembentuk senyawa kimia lain, misalnya asam lemak sebagai penyusun lemak
dan asam amino sebagai penyusun protein.
3. Sebagai
komponen penyusun gen dalam inti sel yang sangat penting dalam pewarisan sifat.
4. Sebagai senyawa
yang membantu proses berlangsungnya BAB.
Lemak
Lemak merupakan senyawa organik majemuk,
terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan terkadang tersusun
oleh fosforus (P) dan nitrogen (N). Lemak diserap oleh tubuh dalam bentuk
gliserol dan asam lemak. Fungsi lemak bagi tubuh adalah:
1. Sebagai
pelindung tubuh dari pengaruh suhu rendah.
2. Sebagai
pelarut vitamin A, D, E, K.
3. Sebagai
pelindung alat-alat tubuh yang vital.
4. Sebagai
penghasil energi tertinggi, karena setiap gram lemak menghasilkan 9,3 kkal.
5. Sebagai
salah satu bahan penyusun membran sel.
6. Sebagai
salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
7. Sebagai
salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat (di dalam hati), dan hormon
seks (khusus untuk kolesterol).
Protein
Protein adalah suatu senyawa organik yang
tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang
juga mengandung unsur fosfor dan belerang. Komponen dasar dari senyawa protein
adalah asam amino yang dibedakan menjadi tiga golongan (menurut Dr. Rose)
yaitu: asam amino esensial, semiesensial, dan non esensial. Fungsi protein bagi
tubu adalah:
1. Sebagai
zat pembangun tubuh, menyusun sel-sel baru untuk pertumbuhan dan memperbaiki
sel-sel tubuh yang rusak.
2. Sebagi
bahan baku enzim, antibodi dan hormon.
3. Menjaga
kestabilan tekanan osmotik cairan di dalam rongga tubuh.
4. Sebagai
penghasil energi apabila penghasil energi utama (karbohidrat dan lemak) tidak
mencukupi.
Vitamin
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi
vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E dan K). Fungsi vitamin bagi tubuh adalah:
1.
Memperlancar metabolisme tubuh.
2. Sebagai
biokatalisator reaksi dalam tubuh.
3. Dan
lain-lain.
Mineral
Garam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
(baik terpisah maupun secara golongan antar unsur) adalah:
1. Zat kapur
(Ca), berfungsi membantu proses penggumpalan darah, mempengaruhi penerimaan
rangsang pada syaraf, bersama fosfor membentuk matriks tulang.
2. Fosfor,
berfungsi dalam pembelahan inti sel dan memindahkan sifat-sifat keturunan,
mempengaruhi semua proses perombakan dan pembentukan zat.
3. Zat besi,
berfungsi sebagai komponen dalam hemoglobin untuk mengikat oksigen dalam
eritrosit.
4. Flour,
berfungsi menguatkan gigi.
5. Kalium,
berfungsi sebagai komponen anorganik yang penting di dalam cairan intraseluler,
komponen penting dalam transmisi impuls syaraf dan kontraksi otot.
6. Natrium
dan chlor berfungsi membantu iritabilitas dari sel-sel otot, natrium sebagai
buffer.
7. Yodium,
berfungsi sebagai pembentukan tiroksin.
Air
Air tergolong sebagai zat makanan karena air selalu diperlukan sebagai
bahan pelarut dalam metabolisme tubuh. Air tidak menghasilkan energi. Air yang
dibutuhkan oleh tubuh tergantung berat badan, jenis kelamin, aktivitas, dan
suhu lingkungan. Di dalam jaringan tubuh, air digunakan untuk:
1.
Melarutkan senyawa lain.
2.
Mengangkut zat dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan lainnya.
3. Menjaga
stabilitas suhu tubuh.
2. Proses Pengolahan Nutrisi di Dalam Tubuh
Zat makanan atau nutrisi yang kita makan
akan diproses oleh sistem pencernaan makanan yang terdiri atas rongga oral,
faring, esofagus, lambung, usus halus, pankreas, hati dan kandung empedu, usus
besar, rectum, dan anus.
Ketika makanan masuk dalam rongga oral,
makanan tersebut dicerna dengan bantuan gigi, lidah dan kelenjar saliva.
Setelah makanan tersebut lunak maka akan ditelan menuju faring dan esofagus.
Setelah melalui gerakan peristaltis esofagus, makanan masuk ke lambung akan
diproses lagi dengan bantuan enzim pencernaan. Kemudian setelah melalui proses
pencernaan di lambung, makanan akan masuk ke usus halus dan diproses lagi
dengan bantuan enzin dan hormon, dan di absorbsi oleh usus halus. Makanan yang
telah diproses di usus halus akan diseleksi oleh pankreas, hati dan kandung
empedu. Makanan yang dibutuhkan oleh tubuh disalurkan ke seluruh sel sedangkan
makanan yang tidak dibutuhkan akan masuk ke usus besar kemudian dikeluarkan
melalui anus.
3. Cara Menyalurkan Nutrisi ke Seluruh Sel Tubuh
Makanan atau nutrisi yang telah diproses dalam sistem pencernaan akan
diangkut oleh sistem sirkulasi (yang diatur oleh sistem kardiovaskular) yang
membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ serta
membawa membawa produk akhir metabolik keluar dari sel, jaringan, organ dan
sistem organ.
Transpor nutrisi, gas, hormon, enzim dan zat-zat vital lainnya dibawa darah
melalui pembuluh darah kapiler ke seluruh sel tubuh, kemudian zat-zat sisa
dibawa darah menuju paru-paru, ginjal atau kulit untuk dikeluarkan oleh tubuh.
Seluruh jaringan (kumpulan dari beberapa sel) memiliki pembuluh darah
kapiler kecuali kartilago, rambut, kuku dan kornea mata.
Hormon yang
terkait dengan kebutuhan nutrisi
1. Hormon Insulin
1.1. Pengertian
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta
pankreas yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah serta hormon yang
mengatur metabolisme karbohidrat dan
lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan
lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati
dan otot.
1.2.
Mekanisme kerja hormon insulin
Ketika kadar
glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan gula
disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen
yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalah mekanisme
metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol
untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh).
Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di seluruh tubuh.
1.3. Fungsi
Fungsi
insulin yang mengikat :
• Aktivitas hormon.
• Binding protein.
• Proses metabolisme glukosa.
• Generasi metabolit prekursor dan energi.
• Respons fase-akut, dan lain- lain.
• Aktivitas hormon.
• Binding protein.
• Proses metabolisme glukosa.
• Generasi metabolit prekursor dan energi.
• Respons fase-akut, dan lain- lain.
2. Hormon Glukagon
2.1.Pengertian
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh
pankreas, yang berfungsi untuk
meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen,
yang merupakan pati-seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa.
Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat
pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul
glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses
yang dikenal sebagai glikogenolisis. Apabila glukosa sudah habis, glukagon
kemudian mendorong hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh
glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet
glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis.
2.2. Fungsi molekul reseptor yang
mengikat :
• Aktivitas
hormon.
• Glukagon reseptor yang mengikat.
• Glukagon reseptor yang mengikat.
2.3.Mekanisme kerja/ fisiologi
Glucagon
berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini merupakan
kebalikan hormon insulin. Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna
untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon memiliki efek yang
berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai hormon yang menurunkan
kadar glukosa darah.
Glukagon dan
insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa
darah berada pada tingkatan yang stabil.
Gambar
mekanisme kerja dari hormon insulin dan hormon glikagon:
3. Hormon Pertumbuhan (
Growth Hormone )
3.1.Pengertian
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang
merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan
lainnya.
3.2.Fungsi
Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam
pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon
pertumbuhan dewasa.
3.3.Mekanisme kerja/fisiologi
Hormon
pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan
manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah
bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini
bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Kelenjar
yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar pituitary.
HGH yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah
menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike
Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh
organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab
untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di
dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara.
Hormon
Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur
60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan
dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh
lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang tidak sehat.
4. Hormon Tiroksin
4.1.Pengertian
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan
juga membantu mengatur metabolisme tubuh.
4.2.Mekanisme kerja
Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara
yang sangat kompleks. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah,
hipotalamus otak (bagian dari otak yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan
hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang kelenjar pituitary untuk
menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone
(TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah
adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH.
Sehingga kelenjer tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur
dan menormalkan jumlah hormon tiroksin tersebut dalam darah.
4.3.Fungsi
Fungsi hormon tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat
(metabolisme) di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tubuh secara mental.
4.4.Pengaturan sekresi
·
Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
·
Protein membawa hormone ke dalam inti sel
·
Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
·
Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
·
Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
·
mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada
robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah.
gambar
mekanisme kerja hormon tiroksin:
5. Hormon Kortisol (
Cortisol Hormone )
5.1.Pengertian
Kortisol adalah hormon steroid,
lebih khusus glukokortikoid, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hal ini
dirilis dalam respon terhadap stress dan tingkat rendah glukokortikoid darah.
5.2.Fungsi
Fungsi utama dalam tubuh :
·
Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis
·
Menekan sistem kekebalan tubuh
·
Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
6. Hormon Somatostatin
6.1.Pengetian
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh
beberapa jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin dijumpai di sel D
pulau langerhans pankreas.
6.2.Fungsi
Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan
dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi lain seperti
konsentrasi glukosa darah rendah.
7. Hormon Epinefrin /
Norepinefrin
7.1.Pengertian
Norepinefrin merupakan sebuah katekolamin dengan peran
ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang
menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai
noradrenergik. Epinefrin dan norepinefrin ini di hasilkan oleh kelenjar adrenal
dimana fungsinya bagi metabolisme yaitu berperan dalam pembentukan energi pada
proses glikogenesis.
7.2.Fungsi
1)
Sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi
jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju
kontraksi.
2)
Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala,
di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan.
3)
Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah
dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik
reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan
penurunan denyut jantung.
4)
Dimana fungsi hormon epinefrin yaitu hormon ini berperan dalam pembentukan
energi pada proses glukogenolisis.
7.3.Mekanisme kerja/ fisiologi dari
hormon norepinefrin
·
Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang
serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat
tinggi dapat dicegah.
·
Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini
dapat memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan
frekuensi keberhasilan blokade saraf.
·
Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan
Proses metabolisme karbohidrat, yaitu:
Bila jumlah glukosa yang dikonsumsi
melebihi keperluan tubuh, sebagian glukosa ditimbun di hati dan otot
sebagai glikogen. Hal ini disebabkan kapasitas pembentukan glikogen
terbatas dan pola penimbunan glikogen telah mencapai batasnya. Kelebihan
glukosa akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan dan
lemak.
· Metabolisme karbohidrat:
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan satu molekul
glukosa menjadi dua molekul piruvat. Proses ini dapat berlangsung didalam sel
yang paling sederhana tanpa memerlukan oksigen, lintas glikolisis
memperlihatkan lima fungsi utama di dalam sel yakni :
1.
Glukosa diubah menjadi piruvat, yang dapat dioksidasi dalam siklus asam sitrat.
- Banyak senyawa selain glukosa dapat memasuki lintas glikolisis pada tahap antara (intermediat).
- Dalam beberapa sel lintas tersebut diubah untuk sintesis glukosa.
- Lintas tersebut mengandung zat antara yang terlibat dalam reaksi metabolik lainnya.
- Untuk tiap-tiap molekul glukosa yang dikonsumsi, secara netto dihasilkan dua molekul ATP melalui fosforilasi tingkat substrat.
Secara keseluruhan, persamaan yang
setara untuk proses glikolisis adalah :
C6H12O6
+ 2 ADP + 2 NAD+ + 2 Pi à
2 C3H4O3
+ 2 ATP + 2 NADH + 2H+ + 2 H2O
Rumus yang tampak di atas tidak
memperlihatkan kerumitan lintas glikolitik yang melibatkan sepuluh langkah
reaksi enzimatik sitoplasmik yaitu :
Langkah 1, Heksokinase
mengkatalisis fosforilasi α-D-glukosa menjadi α-D-glukosa-6-fosfat secara
ireversibel, disini diperlukan ATP dan Mg2+.
Langkah 2, Glukosa-6-fosfat
isomerase mengkatalisis isomerasi dari α-D-glukosa-6-fosfat menjadi
α-D-fruktosa-6-fosfat secara reversibel yang berlangsung dengan bebas.
Langkah 3, Fosfofruktokinase
memfosforilasi α-D-fruktosa-6-fosfat menjadi α-D-fruktosa-1,6-bisfosfat secara
ireversibel, memerlukan ATP dan Mg2+. Fosfofruktokinase diatur
secara alosterik dengan sejumlah efektor dimana semuanya terlibat dalam
transduksi energi.
Langkah 4, Fruktosa-1,6-bisfosfat
aldolase memecah α-D-fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi
D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.
Langkah 5, Triosafosfat isomerase
mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat.
Langkah 6, Gliseraldehida-3-fosfat
dehidrogenase mengkatalisis oksidasi D-gliseraldehida-3-fosfat, disertai
dengan fosforilasi zat antara asam karboksilat, untuk menghasilkan
D-1,3-bisfosfogliserat. NAD+ direduksi menjadi NADH + H+.
Ini merupakan satu-satunya reaksi redoks yang terjadi dalam glikolisis.
Langkah 7, Fosfogliserat kinase
mengubah D-1,3-bisfosfogliserat menjadi D-3-fosfogliserat, langkah
ini menghasilkan ATP.
Langkah 8, Fosfogliseromutase
mengkatalisis isomerasi antara
D-3-fosfogliserat dan D-2-fosfogliserat.
Langkah 9, Enolase mendehidrasi
D-2-fosfogliserat menghasilkan fosfoenolpiruvat. Reaksi ini memerlukan Mg2+.
Langkah 10, Piruvat kinase
mengubah secara ireversibel fosfoenolpiruvat menjadi piruvat (produk akhir
glikolisis).
Metabolisme
Lemak
Sintesa lemak disebut lipogenesis,
terjadi di sitoplasma, dibantu enzim
lipase.
lipase.
Secara umum sintesa lemak dibagi dalam 3 bagian,
yaitu:
a. Pembentukan gliserol
Dari senyawa antara glikolisis, yaitu dihidroksi aseton fosfat yang diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehida.
Dari senyawa antara glikolisis, yaitu dihidroksi aseton fosfat yang diubah menjadi senyawa fosfogliseraldehida.
b. Pembentukan asam lemak
Dari penambahan berulang senyawa berkarbon dua (C2), yaitu malonil CoA dari Asetil CoA dalam siklus Krebs.
Dari penambahan berulang senyawa berkarbon dua (C2), yaitu malonil CoA dari Asetil CoA dalam siklus Krebs.
c. Penggabungan gliserol dengan asam lemak
Metabolisme
Protein
Metabolisme protein dikatalisis oleh
beberapa enzim, yaitu:
a. Pepsin, merombak protein menjadi asam amino.
b. Renin, mengubah kaseinogen menjadi kasein (susu) yang diaktifkan oleh susu.
c. Kemotripsin, menguraikan protein menjadi peptida dan asam-asam amino.
d. Tripsin, mengubah protein menjadi peptida dan asam amino.
e. Erepsin, mengubah pepton menjadi asam amino.
f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam-asam amino.
a. Pepsin, merombak protein menjadi asam amino.
b. Renin, mengubah kaseinogen menjadi kasein (susu) yang diaktifkan oleh susu.
c. Kemotripsin, menguraikan protein menjadi peptida dan asam-asam amino.
d. Tripsin, mengubah protein menjadi peptida dan asam amino.
e. Erepsin, mengubah pepton menjadi asam amino.
f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam-asam amino.
Protein diserap oleh dinding usus
dalam bentuk asam amino, melalui pembuluh darah vena porta menuju ke
hati. Pada proses metabolisme asam amino, proses dekarboksilasi
yang memisahkan gugusan karboksil dengan
asam amino menjadi ikatan baru, yang merupakan zat antara yang masih mengandung unsur nitrogen.
Selanjutnya, terjadi proses transaminasi yang menghasilkan pemindahan
gugusan asam amino (NH2) dari asam amino ke ikatan lain, menjadi asam
amino yang berbeda dengan asam amino yang pertama.
asam amino menjadi ikatan baru, yang merupakan zat antara yang masih mengandung unsur nitrogen.
Selanjutnya, terjadi proses transaminasi yang menghasilkan pemindahan
gugusan asam amino (NH2) dari asam amino ke ikatan lain, menjadi asam
amino yang berbeda dengan asam amino yang pertama.
METABOLISME
PURIN DAN PIRIMIDIN
v ASAM
NUKLEAT
· Asam nukleat atau asam inti, dikatakan demikian karena asam
tersebut pertama kali diketemukan didalam inti sel
· Didalam inti sel asam nukleat ada dalam bentuk: DNA dan RNA
· DNA (Deoksiribo Nukleic Acid) merupakan bahan genetik yang disebut Gen
· RNA (Ribo Nukleic Acid) merupakan bahan cetakan (template) informasi
genetic
v NUKLEOPROTEIN
·
Nukleoprotein → asam nukleat + protein
·
Asam nukleat → gabungan nukleotida
·
Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
·
Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
·
Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin
atau basa pirimidin
MACAM ASAM NUKLEAT :
1. DNA
(deoksiribonucleic acid)
· Pentosa: deoksiribosa
· Basa: adenin, guanin, sitosin, timin
2. RNA (ribonucleic acid)
·
Pentosa: ribosa
·
Basa: adenin, guanin, sitosin, urasil
·
MACAM RNA
~ mRNA (messenger RNA): membawa kode genetik dari inti ke ribosom (sebagai
tempat sintesa protein), kode terdiri 3 nukleotida yang disebut Kodon
~ tRNA (transfer RNA): membawa bahan sintesa protein dari sitoplasma ke
ribosom, sesuai kode yang dibawa mRNA, kode dalam rRNA disebut: Antikodon
~ rRNA (ribosomal RNA): tempat sintesa protein
PURIN DAN PIRIMIDIN
·
Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA
·
Derivat Purin berupa senyawa: Adenin dan Guanin
·
Derivat Pirimidin berupa senyawa: sitosin, urasil dan timin
·
Basa Purin (adenin, guanin)
·
Basa Pirimidin (sitosin, urasil, timin)
·
Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida
(adenosin), guanin nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin
nukleisida (timidin), sitosin nukleisida (sitidin)
NUKLEOSIDA ALAM
·
Adenin nukleotida /Adenosin Mono fosfat (AMP)
·
Guanin nukleotida /Guanosin Mono fosfat (GMP)
·
Hipoksantin nukleotida/Inosin Mono fosfat (IMP)
·
Urasil nukleotida/Uridin Mono fosfat (UMP)
·
Sitidin nukleotida/Sitidin Mono fosfat (SMP)
·
Timin nukleotida/Timidin Mono fosfat (TMP)
·
Adenosin Trifosfat (ATP) → ikatan energi tinggi
·
Uridin Trifosfat (UTP) → ikatan energi tinggi
BEDA DNA DAN RNA
PURIN DAN PIRIMIDIN
·
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim, (NAD,
NADP, ATP, UDPG)
·
Contoh Purin: (adenin, guanin, hipoxantin, xantin) → dimetabolisme jadi
asam urat
·
Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan
NH3
KATABOLISME ASAM NUKLEAT
·
Nukleoprotein dalam pencernakan akan dipecah jadi molekul yang lebih
kecil → Nukleoprotein → asam nukleat + protein
·
Asam nukleat → Nukleotida → Nukleosida + asam fosfat
·
Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
·
Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin
atau basa pirimidin
KATABOLISME PURIN
·
Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat
·
Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat
·
Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb
banyak terdapat di: hati, ginjal, usus halus
·
Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh,
sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi
KATABOLISME PIRIMIDIN
·
Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3
·
Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
·
Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati
ASAM URAT
·
Asam urat dibentuk dari metabolisme purin
·
Asam urat diekskresi melalui ginjal
·
Jika produksi purin meningkat atau ekskresi menurun → penumpukan asam
urat dalam darah → penyakit Gout
·
Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya purin, antara lain
daging, baik daging sapi, babi, kambing, jerohan, bebek, angsa, merpati, ayam,
sapi atau makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan, bayam, jamur, dan
kembang kol.
2.6 METABOLISME PORFIRIN
Porfirin adalah senyawa
siklik yang dibentuk dari gabungan empat cincin pirol melalui jembatan metenil
(-CH=). Sifat khas porfirin adalah pembentukan kompleks dengan ion-ion logam
(metaloporfirin) yang terikat pada atom nitrogen cincin-cincin pirol. Sebagai
contoh misalnya heme yang merupakan porfirin besi dan klorofil, merupakan
porfirin magnesium.
Di alam, metabolisme
porfirin terkonjugasi dengan protein membentuk senyawa-senyawa penting dalam
proses biologi, antara lain: (1) Hemoglobin, merupakan porfirin besi yang
terikat pada protein globin dan mempunyai fungsi penting pada mekanisme
transport oksigen dalam darah;(2) Mioglobin, merupakan pigmen pernafasan yang
terdapat dalam sel-sel otot; (3) Sitokrom, berperan sebagai pemindah elektron
(electron transfer) pada proses oksidasi reduksi.
1. Kimia
Porfirin
Porfirin mengandung nitrogen tersier pada 2
cincin pirolen sehingga bersifat basa lemah dan adanya gugus karboksil pada
rantai sampingnya menyebabkan juga bersifat asam. Titik isoelektriknya berkisar
pada pH 3-4, sehingga pada pH trersebut porfirin mudah diendapkan dalam larutan
air.
Berbagai jenis porfirinogen tidak berwarna, sedangkan
berbagai jenis porfirin berwarna. Porfirin dan derivat-derivatnya mempunyai
spektrum absorbsi yang khas pada daerah yang dapat dilihat dan pada daerah
ultraviolet. Larutan porfirin dalam HCl 5% mempunyai pita absorbsi pada 400 nm
yang disebut pita Soret.
Porfirin dalam asam mineral kuat atau pelarut
organik dan kemudian disianari sinar ultraviolet akan memancarkan fluoresensi
merah yang kuat. Sifat fluoresensi ini sangat khas sehingga sering dipakai
untuk mendeteksi porfirin bebas dengan jumlah yang sedikit. Sifat absorbsi dan
fluoresensi yang khas dari porfirin disebabkan oleh ikatan rangkap yang
menyatukan cincin pirol. Ikatan rangkap ini tidak ada pada porfirinogen
sehingga tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Jika porfirinogen mengalami oksidasi
dengan melepaskan 6 atom H akan terbentuk porfirin yang mempunyai ikatan
rangkap.
2. Biosintesis Heme
2.1 Tahap-tahap Biosintesis Heme
Biosintesis heme dapat terjadi pada sebagian
besar jaringan kecuali eritrosit dewasa yang tidak mempunyai mitokondria.
Sekitar 85% sintesis heme terjadi pada sel-sel prekursor eritoid di sumsum
tulang dan sebagian besar sisanya di sel hepar. Biosintesis heme dapat dibagi
menjadi 2 tahap, yaitu: (1) Sintesis porfirin; (2) Sintesis heme.
Biosintesis heme dimulai di mitokondria melalui
reaksi kondensasi antara suksinil-KoA yang berasal dari siklus asam sitrat dan
asam amino glisin. Reaksi ini memerlukan piridoksal fosfat untuk mengaktivasi
glisin, diduga piridoksal bereaksi dengan glisin membentuk basa Shiff, di mana
karbon alfa glisin dapat bergabung dengan karbon karbosil suksinat membentuk α-amino-β-ketoadipat yang dengan cepat mengalami dekarboksilasi membentuk d-amino
levulinat (ALA/AmLev). Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh AmLev
sintase/sintetase yang merupakan enzim pengendali laju reaksi pada biosintesis
porfirin.
AmLev yang terbentuk kemudian keluar ke sitosol.
Di sitosol 2 molekul AmLev dengan perantaraan enzim AmLev dehidratase/dehidrase
membentuk porfobilinogen yang merupakan prazat pertama pirol. AmLev dehidratase
merupakan enzim yang mengandung seng dan sensitif terhadap inhibisi oleh
timbale
Empat porfobilinogen selanjutnya mengadakan
kondensasi membentuk tetrapirol linier yaitu hidroksi metil bilana yang
dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen I sintase (porfobilinogen deaminase).
Hidroksi metil bilana selanjutnya mengalami siklisasi spontan membentuk
uroporfirinogen I yang simetris atau diubah menjadi uroporfirinogen III yang
asimetris dan membutuhkan enzim tambahan yaitu uroporfirinogen III kosintase
Pada kondisi normal hampir selalu terbentuk uroporfirinogen III.
Uroporfirinogen III selanjutnya mengalami
dekarboksilasi, semua gugus asetatny (A) menjadi gugus metil (M) membentuk
koproporfirinogen III. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen
dekarboksilase. Enzim ini juga mampu mengubah uroporfirinogen I menjadi koproporfirinogen
I.
Selanjutnya, koproporfirinogen III masuk ke
dalam mitokondria serta mengalami dekarboksilasi dan oksidasi, gugus propionat
(P) pada cincin I dan II berubah menjadi vini (V). Reaksi ini dikatalisis oleh
koproporfirinogen oksidase dan membentuk protoporfirinogen IX. Enzim tersebut
hanya bisa bekerja pada koproporfirinogen III, sehingga protoporfirinogen I
umumnya tidak terbentuk.
Protoporfirinogen IX selanjutnya mengalami
oksidasi oleh enzim protoporfirinogen oksidase membentuk protoporfirin IX.
Protoporfirin IX yang dihasilkan akan mengalami proses penyatuan dengan Fe++
melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh heme sintase atau ferokelatase
membentuk heme.
2.2 Pengendalian Biosintesis Heme
Enzim yang bertindak sebagai regulator biosintesis
heme adalah AmLev sintase. Heme yang mungkin bekerja melalui molekul
aporepresor menghambat sintesis AmLev sintase, dalam hal ini kemungkinan
terjadi feed back negative. Obat yang metabolismenya menggunakan hemoprotein
spesifik di hati (sitokrom-P450) menyebabkan konsentrasi heme intra seluler
menurun. Hal ini menyebabkan represi terhadap AmLev sintase menurun. Aktivitas
AmLev sintase meningkat sehingga sintesis heme juga meningkat. Pemberian
glukosa dan hematin dapat mencegah pembentukan AmLev sintase sehingga
menurunkan sintesis heme.
Mekanisme
Pembentukan Urea Di Hati
Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami
deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH) dari asam amino.
Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat racun. Hati dengan
bantuan enzim arginase akan mengubah arginin (salah satu asam amino esensial)
menjadi ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin
akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu
dan urin.
PROSES TERJADINYA KENYANG DAN LAPAR
Rasa lapar
sebenarnya dipicu oleh peningkatan hormon Ghrelin dalam darah yang diproduksi
oleh sel-sel dilambung. Puasa menyebabkan peningkatan produksi hormon Ghrelin
ini di lambung. Ghrelin dalam penelitian menunjukkan efek positip terhadap
sekresi dan kerja insulin. Ghrelin yang meningkat menyebabkan kerja insulin
lebih bagus. Pada orang gemuk Ghrelin dalam darah rendah dan disinyalir
memperburuk sinyal insulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ghrelin
baik untuk membantu kerja insulin. Ini salah satu alasan tambahan mengapa rasa
lapar itu penting untuk kita rasakan. Rasa lapar dan puasa akan cenderung
meningkatkan produksi Ghrelin yang pada akhirnya penting untuk kesehatan metabolisme.
Mekanisme Lapar
Fisiologi Lapar
Mekanisme Lapar
Fisiologi Lapar
Pusat saraf
yang mengatur asupan makanan
ü Nukleus
lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan
ü Nukleus
ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang
ü Nukleus
paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata
Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan
Faktor-faktor yang mengatur jumlah asupan makanan
Pengaturan
jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi :
Ø Pengaturan jangka pendek, yang terutama
mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan
Ø Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan, Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal
inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk
menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang.
Ø Faktor hormonal saluran cerna menghambat perilaku, Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk
ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku
makan lebih lanjut.
Selain
itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan
peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin
terkait glukosa dan sekresi dari pancreas, yang keduanya cendrung untuk menekan
nafsu makan.
Ø Ghrelin, suatu hormone gastrointestinal meningkatkan perilaku makan, Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan
menurun drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin
berperan untuk meningkatkan nafsu makan.
Ø Reseptor
mulut mengukur jumlah asupan makanan, Berkaitan dengan perilaku makan,
seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah
makanan yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan
dihipotalamus akan dihambat.
Ø Pengaturan
jangka panjang, yang terutama berperan untuk mempertahankan energy
yang disimpan di tubuh dalam jumlah normal.
Gangguan yang biasa
terjadi
a.
Obesitas
Obesitas merupakan masalah
peningkatan berat badan yang mencapai lebihdari 20% berat badan normal. Status
nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.
b.
Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang
berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat
dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup
atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
c.
Diabetes
Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan
kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d.
Kekurangan
Nutrisi
Kekurangan nutris merupakan keadaan
yang di alami seseoarang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis:
1)
Berat badan
10-20% dibawah normal.
2)
Tinggi badan
dibawah ideal.
3)
Lingkar
kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4)
Adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
5)
Adanya
penurunan albumin serum.
6)
Adanya
penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
1)
Meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi
atau kanker.
2)
Disfagia
karena adanya kelainan persarafan.
3)
Penurunan
absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4)
Nafsu makan
menurun.
e.
Kelebihan
Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu
keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan
akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
1)
Berat badan
lebih dari 10% berat ideal.
2)
Obesitas
(lebih dari 20% berat ideal).
3)
Lipatan
kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
4)
Adanya
jumlah asupan yang berlebihan.
5)
Aktivitas
menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :
1)
Penurunan
pola makan.
2)
Penurunan
fungsi pengecapan dan penciuman.
f.
Anoreksia
Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan
penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.
5.
Tanda dan Gejala
a.
Penampilan umum :
lemah, tampak sakit kronis atau akut
b.
Rambut : kusam dan
kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan kasar
c.
Wajah : kulit gelap
diatas pipi dan dibawah mata,kulit bebecak,muka bengkak atau pipi kempot
d.
Mata : membrane mata
pucat,kering
e.
Bibir : bengkak dan
kasar,lesi disudut mulut
f.
Lidah : tampak
lembut,bengkak merah daging,sakit,papilla atropi
g.
Gigi :
karies,kecoklatan,malposisi
h.
Gusi : seperti
spon,mudah berdarah
i.
Klenjar : pembesaran
kelenjar tiroid
j.
Kulit : kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1) Pemasangan
NGT pada Dewasa
a. Pengertian
NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube.
alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan
selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Ukuran NGT
diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
·
Dewasa
ukurannya 16-18 Fr
·
Anak-anak
ukurannya 12-14 Fr
·
Bayi ukuran
6 Fr
b. Indikasi pemasangan NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya
sebagai berikut:
·
Pasien tidak
sadar
·
pasien
Karena kesulitan menelan
·
pasien yang
keracunan
·
pasien yang
muntah darah
·
Pasien Pra
atau Post operasi esophagus atau mulut
c. Tujuan Pemasangan NGT
Tujuan
pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
·
Memberikan
nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
·
Mencegah
terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
·
Untuk
melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
·
Untuk
mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada
lambung
d. Kontraindikasi pemasangan NGT
·
Pada pasien
yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
·
Pasien yang
mengalami cidera serebrospinal.
e. Peralatan yang dipersiapkan
diantaranya adalah;
Selang NGT
ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
·
Handscon
bersih
·
Handuk
·
Perlak
·
Bengkok
·
Jelli atau
lubricant
·
Spuit 10 cc
·
Stetoskop
·
Tongue
spatel
·
Plaster
·
Pen light
·
Gunting
f. Prosedur
Kerja:
1. Siapkan
peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT.
2. Setelah
peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada
pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT.
3. Setelah
minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien.
4. Pakai
handscoon kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi.
5. Pasang
handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah.
6. Letakkan
bengkok di dekat pasien.
7. Ukur selang
NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke
prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas
selang yang akan dimasukkan.
8. Masukkan
selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan
dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik
kembali selang dan pasang lagi.
9. Jika sudah
masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan
stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian
aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi.
10.
Jika sudah
sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
11.
Kemudian
fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
12.
Setelah
selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
2) Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri.
a) Persiapan Alat dan Bahan :
· Piring
· Sendok
· Garpu
· Gelas
· Serbet
· Mangkok cuci
tangan
· Pengalas
· Jenis diet
b) Prosedur Kerja
·
Cuci tangan
·
Jelaskan
pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
·
Atur posisi
depan
·
Pasang
pengalas
·
Anjurkan
pasien untuk berdoa sebelum berdoa
·
Bantu untuk
melakukan makan dengan menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan
minum sesudah makan.
·
Bila selesai
makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
·
Catat hasil
atau respons pemenuhan terhadap makan
·
Cuci tangan
Berikut ini cara menghitung kebutuhan energi
menggunakan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan aktifitas fisik.
Rumus untuk orang sehat adalah AMB x Faktor
Aktifitas
Rumus untuk orang sakit adalah AMB x
Faktor Aktifitas x Faktor Stress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar